Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bismillah

Bismillah, tulisan ini adalah yang pertama  sejak beberapa tahun lalu tulisan terakhir saya unggah ke halaman blog saya. Pada saat ini, tepat saat saya menulis tulisan ini, masih dalam suasana yang agung yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri 1439H dimana suka cita menyelimuti seluruh umat Islam yang merayakan hari kemenangan. Di tempat saya, suasana ini semakin syahdu karena dinas dan kantor memberikan libur yang lumayan panjang, sehingga waktu untuk sekedar menghabiskan waktu bersama keluarga, sahabat, rekan, dan sedikit reuni reuni dadakan dapat direalisasikan dan bukan sekedar sebuah wacana.


Langsung saja,
Lebaran adalah momen dimana rata rata orang sehabis menjalankan ibadah di bulan Ramadhan lalu berlanjut ke bulan Syawal, waktu syok dimana biasanya masjid akan penuh dan sesak ketika Ramadhan, lalu tiba-tiba menjadi seketika sepi ketika lebaran tiba. Apakah itu biasa? Tidak juga karena sebenarnya banyak indikasi ketika menilai apakah keberhasilan ibadah seseorang di bulan Ramadhan ditandai dengan bertambahnya tingkat ketaqwaan dan rajinnya seseorang di bulan selanjutnya yaitu bulan Syawal. Tapi kembali pada pribadi masing masing yang sering mengaitkan dengan kesibukan kesibukan lebaran sebagai alasannya. Begitu juga dengan saya. Langkah kaki seakan terasa sangat berat ketika hendak dipakai untuk melangkah menuju masjid padahal banyak sekali waktu luang untuk sekedar berjamaah, banyak tamu lah, waktu mepet lah, atau apapun alasannya.

Lalu, kembali kepada rutinitas dan bahkan ada sedikit rasa dimana ada dorongan ingin melampiaskan apa yang tidak bisa dilakukan di bulan puasa karena terhalang oleh aturan atau apapun itu. Dorongan untuk sekedar melampiaskan rasa penasaran atau paling menonjol adalah rasa keinginan yang tidak tersampaikan di bulan Ramadhan. Saya kira apa apa saja nya tidak perlu saya sebutkan, entah itu hanya terjadi pada saya, atau kebanyakan orang juga mengalami nya saya tidak begitu mengerti. Yap. Dan saya kalah telak pada perang ini, perang melawan diri sendiri, perang terhadap nafsu kita sendiri. Pelampiasan pelampiasan dengan berlandaskan rasa penasaran adalah yang paling berbahaya. Karena bahkan kita tidak pernah tau apa yang sedang dan akan kita lakukan itu. Apakah memang baik, atau sama sekali tidak pantas kita perbuat.
Dan..
Allah mengingatkan saya saat itu juga, peristiwa terjadi begitu cepat, Alhamdulillah Allah masih melindungi saya, Alhamdulillah Allah masih memberikan saya keselamatan. Saya tidak benar benar tau, apakah ini memang peringatan yang keras untuk saya karena kegiatan dan kelakuan saya selama ini. Bahkan ketika Syawal baru berjalan 4 hari, saya sudah 'malampiaskan' banyak sekali rasa penasaran dan ingin tau saya.
Saya tertunduk,
Saya sangat malu,
Betapa ketika Ramadhan saya berharap, saya meminta, dan saya memohon dengan penuh khidmat..
Dan bahkan untuk merusaknya, kurang dari 100 jam untuk itu.

Maka, atas peristiwa malam ini, saya rasakan syukur, saya rasakan istighfar, saya rasakan hembusan bahwa "kembalilah ke jalan yang lurus" bukan hanya momen tahunan pada saat Ramadhan,
Saya hanya berdoa kepada Allah Yang Maha Membolak balikkan hati manusia, agar diberikan ketetapan dalam iman, dalam Islam, dalam setiap langkah pengabdian.
Bersambung..

Temanggung, 18 Juni 2018
03.48 WIB

Posting Komentar untuk "Bismillah"