Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendaki Gunung

Yakinlah akan ada petunjuk-petunjuk Allah dalam setiap langkah kita
menapaki jalan kehidupan ini. Carilah, gali, dan temukan rasa yakin itu
dalam hatimu. Sebab, saat kita telah yakin, maka petunjuk itu akan
datang dengan tanpa di sangka.
Seorang pendaki gunung sedang bersiap-siap melakukan perjalanan. Di
Punggungnya, ada ransel dan beragam carabiner (pengait). Tak lupa tali
temali tersusun melingkar di sela-sela bahunya. Pendakian kali ini
cukup berat. Jadi, persiapannya harus lebih lengkap.

Kini, di hadapan pendaki itu menjulang sebuah gunung yang tinggi.
Puncaknya tak terlihat. Tertutup salju yang putih. Awan yang bergerak
di sekitarnya, membuat tak seorang pun tahu apa yang tersembunyi disana.
Mulailah sang pendaki itu melangkah, menapaki jalan-jalan bersalju yang
terbentang di hadapannnya. Tongkat yang berkait yang disandangnya
menancap setiap kali iya mengayunkan langkah.
Setelah beberapa jam berjalan, mulailah ia menghadapi dinding yang
terjal. tak mungkin baginya untuk terus melangkah. Dipersiapkannya
tali-temali dan pengait di punggungnya. Tebing itu terlalu curam. Ia
harus mendaki dengan tali-temali itu. Setelah beberapa kait ditancapkan,
tiba-tiba terdengar gemuruh datang dari atas. Astaga, ada badai salju
datang tanpa diundang!
Longsoran salju meluncur deras. Menimpa tubuh sang pendaki.
Bongkah-bongkah salju yang mengeras, terus berjatuhan disertai deru
angin yang membuat tubuhnya terhempas kearah dinding.
Badai itu terus berlangsung selama beberapa menit. Namun, untunglah
tali-temali dan pengait telah menyelamatkan tubunya dari dinding yang
curam itu. Semua perlengkapannya hilang. Sang pendaki itu tergantung
terbalik di dinding yang terjal itu.
Pandanganya kabur. Semua tampak memutih. Ia tak tahu dimana berada.
Sang pendaki cemas. Ia berkomat-kamit memohon doa kepada Tuhan
agar diselamatkan dari bencana. Mulutnya terus bergumam, berharap ada
pertolongan Tuhan yang datang.
Suasana hening setelah badai. Di tengah kepanikkan itu, terdengar suara
dari hati kecilnya yang menyuruhnya melakukan sesuatu. “Potong tali
itu! Potong tali itu!” Terdengar senyap melintasi telinganya. Sang
pendaki bingung, apakah ini perintah Tuhan? Apakah suara ini adalah
pertolongan dari Tuhan? Tapi bagaimana mungkin, memotong tali yang
telah menyelamatkannya, sementara dinding ini begitu terjal?
Pandanganku terhalang oleh salju ini, bagaimana aku bisa tahu?
Banyak sekali pertanyaan dalam dirinya. Lama Ia ragu untuk mengambil
keputusan. Lama. Ia tak mengambil keputusan apa-apa…
Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki menemukan ada tubuh
tergantung terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu beku. Tampaknya
Ia meninggal karena kedinginan. Sementara, batas tubuh itu dengan
tanah hanya berjarak 1 meter saja!
Moral Cerita
Teman, mungkin kita akan berkata, betapa bodohnya pendaki itu karena
tak mau menuruti kata hatinya. Kita mungkin akan menyesalkan
tindakkan pendaki itu yang tak mau memotong saja tali pengaitnnya.
Pendaki itu tentu akan selamat dengan membiarkan dirinya jatuh ke
tanah yang hanya berjarak 1 meter. Ia tentu tak harus mati kedinginan.
Begitulah, kadang kita berfikir, mengapa Allah tampak tak melindungi
hamba-Nya? Kita mungkin sering merasa, mengapa ada banyak sekali
beban, masalah, hambatan yang kita hadapi dalam mendaki jalan
kehidupan ini.Kita sering mendapati ada banyak sekali badai salju yang
terus menghatam tubuh kita. Mengapa tak disediakan saja jalan lurus
tanpa perlu menanjak agar kita terbebas dari semua halangan itu?
Namun, teman, cobaan yang diberikan Allah buat kita adalah latihan.
Hanya ujian. Kita adalah layaknya besi-besi yang ditempa. kita adalah
seperti pisau-pisau yang terus diasah. Sesungguhnya, disemua latihan,
dan ujian itu, tersimpan petunjuk. Ada tersembunyi tanda-tanda asal
KITA YAKIN. Ya, asal kita yakin.
Seberapa besar rasa yakin kita kepada Allah sehingga mampu membuat
kita memutuskan “memotong tali pengait” saat tergantung terbalik?
Seberapa besar rasa yakin kita kepada Allah hingga kita mau
menyerahkan semua yang ada pada diri kita kepada-Nya?
Teman, yakinlah akan ada petunjuk-petunjuk Allah dalam setiap langkah
kita menapaki jalan kehidupan ini. Carilah, gali, dan temukan rasa
yakin itu dalam hatimu. Sebab, saat kita telah yakin, maka petunjuk itu
akan datang dengan tanpa di sangka.

sumber : supriatno blog

Posting Komentar untuk "Pendaki Gunung"